TKI Mengisi Hari Libur Mereka dengan Belajar Coding
Pekerja rumah tangga Indonesia yang berada diluar negeri atau biasa disebut TKW,
memiliki kesempatan untuk mendapatkan keterampilan coding, berkat
kursus baru yang diselenggarakan di negara tempat mereka bekerja. Kursus pengkodean selama dua bulan ini, dijalankan oleh Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Pemerintah Indonesia, dan serupa dengan yang sudah mulai dijalankannya di Indonesia untuk ibu rumah tangga, yang disebut "Coding Mum."
Sekitar dua juta orang Indonesia berada di luar negeri sebagai pekerja rumah tangga di seluruh dunia. Sekitar 125.000 orang Indonesia dipekerjakan sebagai pekerja rumah tangga DiSingapura, Dan 151.000 di Hong Kong. Bekraf, yang memulai kelas di Singapura pada awal Januari, juga sudah memulai kelas coding di Hong Kong pada akhir pekan bulan April kemarin.
Badan
tersebut berencana untuk menawarkan kursus di Malaysia, Taiwan dan Arab
Saudi, namun tidak belum menyatakan kapan kelas-kelas dinegara-negara
tersebut akan dimulai. Kursus
ini sangat populer di Singapura dan Hong Kong lebih dari 160 orang
telah mendaftarkan diri mereka untuk kursus di kedua kota tersebut. Saat
ini, 10 pekerja rumah tangga telah lulus dari program studi di
Singapura, dengan 10 kelas lainnya di Singapura, kata Setia Darma,
seorang sukarelawan dari Coding Mum, yang merupakan koordinator kursus
di Singapura. 40 lainnya sudah memulai kursus di Hong Kong pada pekan
terakhir bulan April kemarin.
Belajar
coding tidak mudah bagi pekerja rumah tangga ini mereka harus
meluangkan waktu sebanyak tiga jam di sana pada hari libur mereka, dan
tidak lupa mengerjakan pekerjaan rumah mereka di malam harinya, setelah
pekerjaan rumah tangga mereka selesai. "Sebagian
besar hanya bisa [ngoding] begitu tugas rumah tangga selesai dan
anak-anak yang dirawat sudah tertidur," kata Darma melalui email ke
Mashable .
Mereka juga harus membeli laptop mereka sendiri untuk mengikuti kelas ini, yang berasal dari gaji mereka. PRT
Indonesia direkomendasikan memiliki gaji $ 550 ($ 394) per bulan di
Singapura, menurut Kedutaan Besar Indonesia, sementara pekerja rumah
tangga di Hong Kong mendapatkan upah minimum HKD $ 4.310 ($ 554) per
bulan. Kedua Negara ini mengizinkan hari libur untuk pekerja rumah
tangga.
Codingan yang mereka pelajari
Tim Coding Mum mengatakan bahwa mereka mengadaptasi kursus untuk pekerja rumah tangga, yang setara dengan anak SMA, dibandingkan dengan rata-rata pendidikan pra-universitas dan perguruan tinggi untuk ibu-ibu yang rumahan di Indonesia. Kursus Coding Mum yang asli menampilkan pengelolaan database HTML, CSS, Javascript dan SQL, namun kursus baru yang ditawarkan kepada pekerja rumah tangga telah dibagi menjadi tiga tingkat, berdasarkan pada tingkat kesulitan yang mereka hadapi.
Kelas juga lebih kecil karena intensitasnya benar-benar kursus, di mana setiap mentor masing-masing mendapat sekitar 2-4 siswa.
"Kami ingin mereka semua menjadi sukses kelasnya tidak hanya satu arah, ada banyak metode pembelajaran, dan kami benar-benar duduk bersama mereka," Darma menambahkan. "Mentor [membimbing] mereka agar mereka bisa lebih memahami konsep dan praktik pemrograman web."
Coding
Mum berencana untuk merekrut lebih banyak mentor sehingga bisa
memperluas setiap ukuran kelas, kata Darma. "Saya harus mengatakan ini
bukan tugas yang mudah," tambahnya. "Kita
perlu menemukan individu yang memiliki latar belakang TI yang relevan
dan yang paling penting bersedia menjadi sukarelawan untuk membantu."
Coder
yang diminati di Indonesia perusahaan lokal Go-Jek mengakuisisi dua
startup India tahun lalu dalam upaya merekrut pemrogram yang berbakat di
negara tersebut, sementara Uber berusaha membawa coders terampil
Indonesia di AS untuk pulang ke Indonesia, menurut Wall Street Journal. Pemerintah
memperkirakan bahwa jumlah lulusan Coding Mum hampir 200, dan banyak
lagi pengusaha IT lainnya, sementara yang lain telah menemukan pekerjaan
sebagai pengembang atau penguji beta di perusahaan teknologi Indonesia.
Indonesia
bertujuan untuk menambah sekitar satu juta lebih orang untuk tenaga
kerja kreatifnya, yang diharapkan akan berjumlah 13 juta orang pada
tahun 2019.
Komentar
Posting Komentar