Service Operation
Nadya Yutrianti (Sistem Informasi )
NIM. 011011xxxx
Rangkuman Service Operation
SEKOLAH
TINGGI TEKNOLOGI TERPADU NURUL FIKRI
TAHUN
AJARAN 2017-2018
1.
Service Operation
A.
Konsep
a.
Pengertian,
tujuan dan peran penting tahapan Service
Operation
Service operation ialah tahapan operasional layanan TI sehari
– hari, termasuk melakukan aktivitas dukungan terhadap layanan TI untuk
memastikan value layanan benar –benar
dirasakan dan sesuai dengan harapan serta kebutuhan pengguna yang dilakukan
secara berkala.
Service operation bertujuan untuk :
1) Mengkoordinasikan dan melaksanakan kegiatan
dan proses yang dibutuhkan untuk memberikan layanan TI kepada pengguna dan
pelanggan, serta mengelola layanan memenuhi tingkat layanan yang telah
disepakati.
2) Mengelola teknologi yang digunakan untuk
menghasilkan dan mendukung layanan TI. Seperti bagaimana memahami dan mengelola
komponen-komponen teknologi seperti server, mainframe, jaringan komputer,
komunikasi, basis data, media penyimpanan, sistem desktop dan aplikasi
software.
Peran
penting dari
tahapan service operation ialah adanya suatu hal yang menjalankan suatu proses
supaya bisnis berjalan dengan lancar (terukur atau hanya biasa saja) dan
menyeimbangkan konflik antar aspek (keseimbangan dari semua aspek ; Bisnis
& TI, Cost & Quality).
b.
Event dan Jenis Event
Event ialah sebuah perubahan keadaan pada infrasturktur
TI yang memiliki nilai penting bagi manajemen layanan TI atau configuration
item TI, berupa pesan atau tampilan yang dihasilkan oleh layanan, configuration
item atau alat monitoring.
Jenis
– jenis event :
1) Informasi (information) : sebuah event yang
normal terjadi sehingga tidak memerlukan
tindakan apapun, misalnya seseorang yang login ke suatu sistem.
2) Peringatan (warning) : sebuah event yang
berada diambang batas normal dengan adanya sebuah peringatan yang nantinya
memerlukan sebuah respon tindakan yang diperlukan atau tidak untuk mencegah
potensi kegagalan. Contohnya adanya peringatan bahwa volume disk hanya tersisa
5% dari maksimum kapasitas yang diijinkan.
3) Ketidak-wajaran (Exception) : sebuah event
yang menginformasikan bahwa sebuah layanan atau komponen berjalan tidak
sewajarnya (abnormal) dan membutuhkankan respon tindakan, seperti kecepatan
akses internet yang sangat lambat.
c.
Incident vs Problem
Incident adalah kejadian interupsi sebuah
layanan yang tidak terencana (tidak diharapkan) atau penurunan kualitas sebuah
layanan Ti. Sedangkan problem ialah akar (sumber, penyebab) dari satu atau lebih incident.
Contoh : sakit kepala yang merupakan gejala yang
menginterupsi tubuh kita (incident) dan menjadi penyebab berbagai sumber
penyakit seperti tekanan darah tinggi atau kolesterol tinggi (problem).
d.
Impact, Urgency, dan Priority
Impact
|
Urgency
|
Priority
|
Seberapa besar
potensi kerugian yang ditimbulkan atau seberapa banyak jumalah pengguna
terkena dampak dari sebuah incident, problem atau change pada proses-proses
bisnis.
Yang umumnya diukur
berdasarkan seberapa pemenuhan target/standar tingkat layanan TI (Service
levels) akan terpengaruh.
|
Seberapa lama
waktu yang dibutuhkan untuk penyelesaian atau penanganan dari incident,
problem, atau change yang memiliki dampak signifikasi pada bisnis.
Misalnya sebuah
incident yang memiliki impact tinggi namun urgencynya rendah. Seperti
down/error sebuah aplikasi akademik mahasiswa, secara impact berdampak
tinggi pada mahasiswa, namun
urgencynya tidak begitu berpengaruh pada bisnis karena belum efektifnya
perkuliahan hingga semester baru dimulai.
|
Sebuah kategori yang
digunakan untuk menentukan nilai penting sebuah incident, problem, atau
change.
Priority diukur
berdasarkan impact dan urgency, dan digunakan untuk menentukan seberapa cepat
sebuah tindakan respon harus segera diambil.
Contohnya : dalam
sebuah dokumen SLA* dinyatakan bahwa sebuah incident “prioritas 2”
harus diatasi dalam waktu 12 jam sejak laporan masuk.
*SLA (Service Level
Agreements) : kesepakatan penyedia layanan TI dan pelanggan (eksternal).
Berisi informasi tentang layanan TI, dokumentasi target tingkat layanan, dan
tanggung jawab antara penyedia layanan TI dan pelanggan.
|
e.
Major Incident, Timescale,
dan Incident Model
Major Incident ialah Kategori tertinggi sebuah incident, yang memiliki karakteristik :
a. Incident yang memiliki dampak besar pada
bisnis,
b. Memiliki urgensi tinggi,
c. Penyebab telah diketahui tetapi belum ada
panduan solusi atau workaround.
Perusahaan harus mendefinisikan indikator major
incident (misal jika kejadian berdampak pada minimal 5.000 pengguna) dan
membuat prosedur penangan khususnya, baik dalam hal timescale (umumnya
timescale lebih pendek) maupun staf yang menanganinya. Seringkali beberapa
incident yang memiliki prioritas rendah namun berdampak tinggi bagi perusahaan
menggunakan major incidents ini.
Timescale ialah
Target waktu respon dan penyelesaian sebuah incident sesuai yang
ditulis di dokumen SLA.
Incident Model adalah sebuah prosedur standar aktivitas
dan timescale telah ditetapkan sebelumnya) yang dibuat untuk menangani incident
“standar” atau “special”.
Informasi
yang harus ada
dalam incident model mencakup :
a.
Tindakan-tindakan
yang harus diambil untuk menangani incident,
b.
Urutan
tindakan,
c.
Penanggung-jawab,
d.
Timescales,
e.
Prosedur
eskalasi.
f.
Workaround, Known Error, dan Known Error
Database (KEDB)
Workaround : tindakan standar (terdokumentasi)
untuk mengurangi dampak buruk dari sebuah incident atau problem yang belum
diketahui solusi tuntasnya.
Known Error : sebuah masalah (problem) yang telah diketahui dan terdokumentasi akar
masalahnya, gejala-gejala incident-incident
yang terkait, solusi standarnya atau langkah meminimalisasi dampak buruknya
apabila solusi totalnya belum diketahui (workaround-nya).
Known Error Database (KEDB) : basis data known
error yang
akan digunakan oleh service desk dan staff pendukung lainnya untuk melakukan
incident management dan workaround.
g.
Escalation
Adalah tindakan meneruskan laporan dan penanganan
incident yang belum terselesaikan ke function lain di perusahaan untuk
memperoleh dukungan lebih lanjut.
Ada 2 macam eskalasi :
1) Functional escalation : meneruskan
penanganan sebuah incident ke tim pendukung atau second level support.
2) Hierarchical escalation :
meneruskan/mengkomunikasikan informasi
incident yang belum terselesaikan ke manajemen bisnis diatasnya (seperti
manajer) untuk dicari solusinya.
h.
Service Request, Request Model, dan Self-Help Technology
Service Request :
yakni permintaan pengguna tentang informasi tertentu, pertanyan atau permintaan
saran, perubahan yang bersifat standar (standard
change), atau akses ke suatu layanan TI. Permintaan layananan ini umumnya
ditangani oleh service desk*
tanpa perlu membuat/mengirimkan RFC.
*service desk (help desk, support desk, atau IT
service center) adalah sebuah unit (function) dalam organisasi yang berfungsi sebagai gerbang
komunikasi (single point of contact atau
SPOC) antara penyedia layanan dengan pengguna.
Request Model : yakni standar prosedur (SOP) untuk
menangani tipe-tipe permintaan tertentu yang rutin terjadi.
Self-Help Technology : teknologi berbasis web yang membantu permintaan
pengguna. Umumnya dalam bentuk formulir online yang mengharuskan pengguna untuk
login ke sistem terlebih dahulu.
i.
Access Request, Identity, Privileges
Access Request : permintaan akses layanan, dapat berupa
permintaan layanan standar atau RFC.
Identity : yakni informasi unik dari setiap pengguna,
yang menjelaskan status pengguna didalam organisasi dan sekaligus menentukan
hak akses dia terhadap sistem layanan TI. Contoh : sidik jari.
Privileges : yakni hak akses seseorang/grup pengguna ke
satu/kelompok layanan IT. Misalnya : sistem kepegawaian hanya bagian HRD
sebagai administratornya, sedangkan bagian keuangan hanya mengelola penggajian
dari kinerja atau tingkat kehadiran seluruh karyawan.
B.
Proses
a.
Event Management
Event Management dasar untuk
memantau kinerja dan ketersediaan layanan, tepat sasaran
dan mekanisme untuk memantau apa yang harus ditentukan dan disepakati selama
proses ketersediaan dan Kapasitas manajemen berlangsung.
Event Management tools ialah sebuah aplikasi yang mengautomatisasi
aktivitas-aktivitas dalam Event
Management.
Tujuan Event
Management ialah mengelola event,
yang mencakup :
1) Mendteksi Event (“Apa yang terjadi?”)
2) Menganalisis Event : mengklasifikasikan jenis Event, penting/tidak? (“Apa
artinya?”)
3) Menentukan tindakan yang paling tepat dan
sesuai dengan Event yang
sedang terjadi tersebut : mencatatnya/log, mengabaikannya, menyampaikan
peringatan kepada orang lain, atau menindaklanjuti dengan tindakan Incident Management, Problem Management, atau Change Management (“Apa
yang harusdilakukan?”)
Aktivitas-aktivitas pada Event
Management :
1)
Event Notification, Event
Detection, Event Logging
Event Notification : aktivitas menentukan “pesan” apa yang kita
ingin hasilkan dan informasi apa yang terdapat didalan pesan tersebut.
Event Detection : menentukan jenis notifikasi mana yang ingin
dideteksi dan dikenali oleh tools, dan
menentukan apakah event akan di catat
di log/tidak dan bagaimana pencatatannya.
Event Logging : mencatat data di dalam tools yang mendeteksi event tersebut
atau menghasilkan rekaman event dalam event-logging
tool tertentu.
2)
Event Filtered, Event
Correlation
Event Filtered : aktivitas yang mengklasifikasi sebuah Event sebagai sebuah informasi,
peringatan atau ketidakwajaran dan memutuskan tindakan apa yang akan diambil
dari event tersebut.
Event Correlation : mengambil kesimpulan dari event yang terjadi berulang-ulang
sehingga dipahami dampak akumulasinya.
3) Response selection : menentukan jenis respon untuk setiap
kemungkinan event, yaitu :
a)
Auto Response : mengatur sebuah peralatan melakukan respon otomatis
tertentu khusus untuk sebuah event.
b)
Alert : sistem
akan secara otomatis menghasilkan dan mengirimkan informasi peringatan untuk
menarik perhatian.
c)
Incident, Problem, Change : sistem mampu secara otomatis menghasilkan
laporan/permintaan untuk proses Incident
Management, Problem Management, atau Change
Management sesuai kriteria-kriteria tersebut. Namun, untuk melaksanakan
proses ini, perlu persetujuan dari manajemen.
4)
Review Action, Close Event : me-review
penanganan sebuah event perlu dilakukan untuk memastikan bahwa langkah yang
tepat telah diambil. Jika review penanganan tersebut sudah tepat, maka
aktivitas event dapat dikatakan selesai/ditutup. Contoh : event-event
informasi otomatis selesai manakala telah tercatat (ter-log).
b. Incident Management : mengembalikan layanan yang bermasalah agar
berfungsi seperti sedia kala.
Aktivitas-aktivitas
pada incident
management :
1) identifikasi incident dan logging :
aktivitas menemukan/mengenali sebuah incident.
2)
kategorisasi incident : incident yang dicatat selanjutnya dikategorisasikan dnegan kode kategori
incident.
3)
Prioritisasi incident : menentukan prioritas penanganan sebuah incident yang telah dicatat dan
dikategorisasi, secara teknis dengan memberi kode prioritas incident.
Priority code
|
Description
|
Target
Resolution Time
|
1
|
Critical
|
1 hour
|
2
|
High
|
8 hour
|
3
|
Medium
|
24 hour
|
4
|
Low
|
48 hour
|
5
|
Planning
|
Planned
|
4)
Diagnosis Awal : service Desk akan berupaya
untuk menyelesaikan incident terlebih
dahulu sebelum diteruskan kepada tim teknis.
5)
Investigasi dan diagnosis : penyelesaian masalah dan pemulihan kondisi
layanan (resolution and recovery), tindakan pengembalian layanan harus
dipastikan benar-benar tuntas dan catatan incident harus di update.
6)
Penutupan incident : setelah incident diatasi, staf service desk harus
menginformasikan kepada pengguna bahwa masalah telah teratasi dan memastikan
pengguna puas dengan penanganan (misalnya dengan survei) dan setuju laporan
incident ditutup.
c.
Problem Management : yakni
proses menganalisis dan myelesaikan akar penyebab incident.
Reactive
Problem Management : tindakan mencari akar
permasalahan dan menyelesaikan dipicu oleh sebuah/lebih kejadian (atau sebagai
reaksi dari) incident.
Proactive
Problem Management : tindakan mencari dan
menyelesaikan akar sebuah masalah tanpa menunggu incident terjadi.
Aktivitas-aktivitas
dalam problem management mirip dengan aktivitas dari incident management,
yang biasanya dilakukan secara periodik/terjadwal (misal sebulan sekali atau
tiga bulan sekali).
Langkah-langkah problem management :
a) Problem detection and
problem logging : diawali dengan aktivitas mengenali (detection) dan
mencatat penyebab masalah (problem).
b) Problem categorization and
prioritization : setiap problem dikategorisasi dan ditentukan dengan
prioritasnya.
c) Problem investigation and
diagnosis : tim teknis dapat juga bekerja sama dengan supplier,
melakukan sebuah investigasi menemukan akar permasalahan layanan TI tertentu
dan pilihan-pilihan solusinya.
d) Mencatat sebuah known error
dan disimpan ke known error database (KEDB).
e) Problem resolution : berdasarkan
hasil problem investigation and diagnosis, selanjutnya pilihan solusi atau
workaround diaplikasikan untuk menyelesaikan problem.
f) Problem closure : ketika
sebuah permasalahan telah selesai diatasi dan catatan known error juga telah
dibuat, lalu diberistatus selesai dan ditutup.
g) Major problem reviews : khusus
untuk permasalahan-permasalahan yang memiliki dampak besar bagi bisnis.
d.
Request Fulfillment : yakni
proses memenuhi permintaan pengguna layanan TI, diluar laporan terkaitdengan
incident TI.
Service
desk bertugas memilah panggilan/laporan yang masuk apakah
sebagai sebuah laporan incident, permintaan akses, atau permintaan lainnya.
Aktivitas-aktivitas
dalam request fulfillment
1) Receive, request, request
logging dan validation.
2) Request categorization, request
prioritization
3) Request authorization
4) Request review, request model
execution
5) Request closure
e.
Access Management : yakni
proses pengelolaan hak akses pengguna ke sistem layanan TI.
Aktivitas-aktivitas dalam access management :
1) Permintaan
akses
2) Verifikasi
3) Menyediakan hak akses
4) Memonitor
status identitas, mencabut,membatasi hak akses
5) Pencatatan
dan penelusuran aktivitas akses.
Sumber :
Susanto, Tony.D.2016.Manajemen Layanan Teknologi Informasi.Surabaya;Asosiasi Sistem Informasi Indonesia (AISINDO)
Sumber :
Susanto, Tony.D.2016.Manajemen Layanan Teknologi Informasi.Surabaya;Asosiasi Sistem Informasi Indonesia (AISINDO)
Assalamualaikum wr.wb
BalasHapusKami di Arab Credit Group telah luar biasa ketika datang untuk membantu orang-orang dalam masalah keuanganan mereka dengan utang yang tak terhitung jumlahnya untuk membayar, tugas kami adalah untuk membantu Anda dengan pinjaman untuk menyelesaikan semua masalah keuangan Anda, dan menjadi keuangan yang stabil lagi. platform pembayaran kami sederhana, kami menyediakan Anda dengan suku bunga terendah 2% pinjaman Anda dapat menemukan, Arab Credit Group adalah Perusahaan pinjaman yang dimiliki oleh Keluarga Arab kami, kami telah memutuskan untuk membantu saudara-saudari kami untuk menjadi kuat secara finansial seperti yang diperintahkan Tuhan. kami di sini untuk memberi Anda bantuan untuk sukses dalam hidup.
Hubungi kami dengan.
Perusahaan: Arab Credit Group
Email: Arabcreditgroup@gmail.com
Pin BBM: {E39B5EE5}